Bogor,
ASPIRA.
Dengan berdasarkan pengalaman
pribadinya dalam menjalankan tugas sebelumnya, Komandan Pusat Pendidikan Zeni
(Pusdikzi) Kolonel CZI Rido Hermawan, M.Si memiliki standar khusus dalam
meberikan pendidikan dan pelatihan terhadap Tamtama, Bintara maupun perwira
Tentara Nasional Indonesia Angkatan Darat (TNI AD) siswa Pusdikzi. Sehingga dirinya
dapat memberikan pemahaman ilmu yang diberikan kepada siswanya dengan luwes
pada saat penyampaian dan diterima dengan baik oleh setiap siswa dengan harapan
para siswa setelah meyelesaikan pendidikan di Zeni ini mampu memnjalankan tugas
dimanapun mereka ditempatkan. Demikian dikatakan pria kelahiran Kabupaten
Brebes, Jawa Tengah ini ketika ditemuai
ASPIRA di ruang kerjanya beberapa waktu lalu.
Dikatakannya pula bahwa pelatihan
yang diberikan bukan berarti mendidik pasukan khusus, akan tetapi dia
mengharapkan setiap siswanya memiliki kemampuan fisik yang prima ketika mereka
melaksanakan tugas terdedan sekalipun. “Sebelum disini (Pusdikzi) saya bertugas
di Komando Pasukan Khusus (Kopassus) selama 20 tahun serta di beberapa tempat
lainnya hingga sampai di sini, dan bentuk latihan terberat apapun pernah di
alaminya. Akan tetapi saya tidak harus menerapkan kepada siswa saya, oleh
karenanya saya memiliki standar khsusus dalam memberikan pelatihan dan
pendidikan terhadap sisiwa di sini karena apa dan bagaimana membentuk jiwa
prajurit yang mampu mengambil keputusan pada situasi mendesak dan bertindak
secara tepat”, ujar alumni SMAN 1 Brebes, Jawa Tengah ini.
Dia juga melanjutkan, namun pada
prisipnya di Zeni tidak membentuk prajurit untuk bertempur, namun ada beberapa
kemampuan Zeni yang angat penting, Seperti Demonisir, Kerusakan, Sabotase dan
lain-lain tetapi bukan Direct Action malainkan mendukung kegiatan perang. Dan
tugas-tugas pokoknya disini adalah. Pertama, membantu kelangsungan hidup
pasukan dalam arti kontruksi, air, dan listrik dan membersihkan lapangan ranjau
dan lain-lain. Kedua, memperlancar gerak maju pasukan sendiri seperti membuat
alat-alat darurat pada saat menempuh medan yang sulit dijangkau. Dan yang
ketiga, menghambat gerak maju musuh. “Beberapa standar kemampuan diatas harus
dimiliki siswa sehingga mereka siap dalam melaksanakan tugas dimanapun
ditempatkan diseluruh Indonesia”, lanjutnya.
Sementara itu, menanggapi tentang
kemajuan kemajuan tekhnologi dewasa ini terhadap kemampuan yang dimiliki TNI AD
guna menghadapi kemajuan tekhnologi Negara lain yang lebih canggih dalam
berbagai perlengkapan alat perang. Rido mengukapkan, zaman bisa beruba tetapi
manusia Indonesia tidak pernah berubah dari sisi kemanusiaan, sisi pengetahuan
karena di Zeni ini mendidik dan menbina kepribadian mereka supaya menjadi
prajurit yang memiliki ilmu keperwiraan walaupun zamannya sudah beruba itu
harus tetap ada dan celakanya TNI lebih
dikenal didunia luar karena berani nekatnya bukan karena memandang canggihnya
alat perang. “Dari nekat itulah saya harus mendidik mereka secara Update
(terkini) kalau masalah Alusita menjadi metode AD yang harus disesuaikan, saya
merasa bangga berada di Pusdikzi saat ini karena pusdikzi ini menjadi
pengembang sehingga saya dapat mengimplentasikan semua ilmu yang saya miliki
dalam memberikan pembelajaran kepada seluruh siswa. Sehingga siswa selesai
melaksanakan pendidikan disini mampu mengembang tugas dalam menghadapi ancaman
stabilitas Negara Kesatuan Repiblik Indonesia (NKRI), karena kita tidak tahu
persiapan tempur itu kapan, 2 tahun atau 10 tahun kedepan. Karena bagi TNI
keadaan damai itu merupakan keadaan siaga sehingga kapanpun Negara mebutuhkan
TNI harus siap jika sewaktu-waktu Negara mendapat ancaman, karena ancaman
terhadap Negara bisa datang dari mana saja baik dalam keadaan yang kita anggap
kondusif maupun darurat”, pungkasnya. (Sumburi)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda Memberikan Komentar Anda mengenai berita yang kami Muat
Untuk lebih lengkapnya silakan mencari Media kami di loper koran terdekat anda