Bogor, Aspira
Pepatah yang mengatakan Ibu Kota lebih kejam dari ibu tiri,
mungkin memang benar adanya. Himpitan ekonomi dan kemiskinan banyak mendominan,
namun sayang pejabat negeri ini seolah tutup mata. Mereka lebih mementingkan isi
perutnya sendiri dari pada nasib rakyatnya.
Menumpuk kekayan, bergaya hidup mewah dan berfoya-foya dengan
memeras keringat rakyat. Melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi
kewajaran dengan mengesampingkan keberadaan Tuhan. Mencari kebenaran dengan
kebohongan, berani bersumpah yang diluar nalar manusia untuk menutupi
kesalahan.
Jika para pemimpin negeri ini betul-betul wakil rakyat, maka
tidak akan terjadi seperti ini. Seorang anak yang menangis karena lapar, seorang
ibu yang panik karena mendengar tangisan anak yang lapar tanpa bisa mamberinya
makan karena himpitan ekonomi. Atau seorang ayah yang nekat gantung diri karena
tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Hal ini juga yang terjadi pada Marsiah (37) dan
anaknya yang berumur 2 tahun. Ia nekat mengakhiri hidupnya dengan menerjunkan
diri dari atas jembatan kali ciliwung. Tanpa pikir panjang dan menahan rasa
lapar, Ia menggendong anak laki-lakinya yang tengah nenangis minta makan.
Lalu Ia menuju jembatan sungai Ciliwung yang
airnya tengah deras. Marsiah pun pasrah terbawa arus dan meregang nyawa bersama
anak tecintanya. Adakah para pemimpin negeri ini sadar dan insaf agar tidak ada
Marsiah-Marsiah lain yang menderita? (Sri M)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Silakan Anda Memberikan Komentar Anda mengenai berita yang kami Muat
Untuk lebih lengkapnya silakan mencari Media kami di loper koran terdekat anda