Selasa, 17 Juli 2012

Marsiah oh …oh … Marsiah


Bogor, Aspira
Pepatah yang mengatakan Ibu Kota lebih kejam dari ibu tiri, mungkin memang benar adanya. Himpitan ekonomi dan kemiskinan banyak mendominan, namun sayang pejabat negeri ini seolah tutup mata. Mereka lebih mementingkan isi perutnya sendiri dari pada nasib rakyatnya.
Menumpuk kekayan, bergaya hidup mewah dan berfoya-foya dengan memeras keringat rakyat. Melakukan korupsi, kolusi dan nepotisme sudah menjadi kewajaran dengan mengesampingkan keberadaan Tuhan. Mencari kebenaran dengan kebohongan, berani bersumpah yang diluar nalar manusia untuk menutupi kesalahan.
Jika para pemimpin negeri ini betul-betul wakil rakyat, maka tidak akan terjadi seperti ini. Seorang anak yang menangis karena lapar, seorang ibu yang panik karena mendengar tangisan anak yang lapar tanpa bisa mamberinya makan karena himpitan ekonomi. Atau seorang ayah yang nekat gantung diri karena tidak bisa mencukupi kebutuhan hidup keluarga.
Hal ini juga yang terjadi pada Marsiah (37) dan anaknya yang berumur 2 tahun. Ia nekat mengakhiri hidupnya dengan menerjunkan diri dari atas jembatan kali ciliwung. Tanpa pikir panjang dan menahan rasa lapar, Ia menggendong anak laki-lakinya yang tengah nenangis minta makan. Lalu  Ia menuju jembatan sungai Ciliwung yang airnya tengah deras. Marsiah pun pasrah terbawa arus dan meregang nyawa bersama anak tecintanya. Adakah para pemimpin negeri ini sadar dan insaf agar tidak ada Marsiah-Marsiah lain yang menderita? (Sri M)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Silakan Anda Memberikan Komentar Anda mengenai berita yang kami Muat
Untuk lebih lengkapnya silakan mencari Media kami di loper koran terdekat anda